Diam...
Sebuah kata dan situasi yang terjadi setiap kali pertemuan aku dan kamu, dari mulai detik pertama hingga saat ini. Entah mengapa diam
selalu seolah mendominasi, meleburkan kata yang hendak terucap,
membekukan bibir yang hendak berbicara, mengalihkan pandangan sehingga
tak ada pertemuan mata,menghapuskan senyuman perekat sebuah kedekatan.
Sejak pertama kali bertemu, aku sudah berada diantara kamu dan dia. Walaupun akhirnya kamu dan dia berpisah. Dan kali ini, aku berada lagi diantara kamu dan dia yang lain. Inikah nasibku yang selalu ada diantara kamu dan dia? Ataukah aku yang salah jalan sehingga tersesat dipersimpangan antara kamu dan dia? Ataukah gravitasi darimu yang begitu kuat menarikku namun mendaratkanku pada posisi yang salah, yaitu diantara kamu dan dia? Bisakah aku berhenti ada diantara kamu dan dia? Mengapa aku selalu ada diantara kamu dan dia, sedangkan diam selalu ada diantara aku dan kamu? Bisakah aku bertahan diantara kamu dan dia dan bertahan diantara diam antara aku dan kamu? Rasanya aku takkan sanggup. Mungkin aku akan sanggup bertahan bila tidak ada diam diantara aku dan kamu. Bisakah diam itu terganti oleh yang lain? Bukan lagi aku kamu diantara diam, tapi aku kamu diantara (..........)
Kamis, 13 Maret 2014
Selasa, 04 Maret 2014
AKU, PENA, DAN KERTAS
Setiap hari banyak orang diluaran sana yang merasakan jatuh cinta. Banyak juga orang yang justru merasakan patah hati. Tapi, ada satu hal yang tidak dapat dipungkiri banyak melekat dengan orang-orang di zaman sekarang. Hal tersebut adalah sebuah rasa atau semacam pemikiran yang biasa disebut "GALAU".
Orang-orang bisa merasakan galau karena hal apapun. Situasi, kondisi, makanan, orang, dan lain-lain. Tapi, mayoritas dari para kaum galau merasakan hal itu karena faktor permasalahan cinta. Yang paling sering adalah galau karena putus cinta atau cinta yang ditolak (bertepuk sebelah tangan).
Ujung-ujungnya ketika seseorang merasa galau, maka pelariannya adalah mencari seorang "pendengar setia" atau teman curhat yang bisa menjadi tempat mengeluarkan keluh kesah bahkan tangisan air mata. Bahkan, di zaman sekarang orang-orang justru memilih untuk "curhat" di sosial media, seperti update status atau mengupload foto-foto/quotes bernada galau. Tapi, pernahkan kalian berfikir efektifkah cara seperti itu? Atau justru tidak memberikan solusi?
Kali ini saya akan berbagi sedikit saran bagi para kaum galau dalam mengatasi/mengurangi rasa galau kalian. Jika anda merasa galau, cukup peganglah pena, sediakan beberapa carik kertas, dan biarkanlah pena tersebut "menari" diatas kertas sesuai dengan isi hati dan irama perasaan yang sedang anda rasakan. Anda tidak percaya? Saya sering melakukannya. Bahkan mungkin, berawal dari situlah akhirnya tercipta kisah saya, pena, dan kertas yang menjadi satu bagaikan ikatan persahabatan.
Tumpahkan saja apa yang anda rasakan diatas kertas-kertas tersebut, tulislah apa yang anda pikirkan, apa yang anda rasakan, dan apa yang ingin kalian ungkapkan. Jangan lupa untuk gunakan hati dan perasaan anda ketika anda menulis. Karena percayalah, setiap tulisan yang bersumber dari hati dan ditulis dengan perasaan yang dalam, akan sampai makna nya ke orang yang membacanya.
Bila anda sudah melakukan itu, namun rasa galau masi belum sirna juga, atau dalam istilah anak muda saat ini anda masih susah move on, anda tinggal mempublikasikan tulisan anda dalam blog pribadi anda, atau catatan online anda di sosial media. Tapi saran saya jika anda ingin lebih bisa merasa lega, kumpulkan lah tulisan-tulisan anda, lalu simpan dalam satu kotak khusus. Setelah terkumpul, berikanlah pada orang yang membuat anda galau. Niscaya, ketika orang itu membaca tulisan anda, dia akan merasakan apa yang anda rasakan. Dan ketika kotak berisi tulisan perasaan-perasaan anda itu diberikan, maka secara tidak langsung perasaan galau yang anda rasakan juga akan hilang dan pergi, seperti tiap tulisan yang pergi dari anda.
Jadi, mulailah dari sekarang untuk bersahabat dengan pena dan kertas. Janganlah terlalu sering menyimpan sendiri apa yang anda rasakan.
Orang-orang bisa merasakan galau karena hal apapun. Situasi, kondisi, makanan, orang, dan lain-lain. Tapi, mayoritas dari para kaum galau merasakan hal itu karena faktor permasalahan cinta. Yang paling sering adalah galau karena putus cinta atau cinta yang ditolak (bertepuk sebelah tangan).
Ujung-ujungnya ketika seseorang merasa galau, maka pelariannya adalah mencari seorang "pendengar setia" atau teman curhat yang bisa menjadi tempat mengeluarkan keluh kesah bahkan tangisan air mata. Bahkan, di zaman sekarang orang-orang justru memilih untuk "curhat" di sosial media, seperti update status atau mengupload foto-foto/quotes bernada galau. Tapi, pernahkan kalian berfikir efektifkah cara seperti itu? Atau justru tidak memberikan solusi?
Kali ini saya akan berbagi sedikit saran bagi para kaum galau dalam mengatasi/mengurangi rasa galau kalian. Jika anda merasa galau, cukup peganglah pena, sediakan beberapa carik kertas, dan biarkanlah pena tersebut "menari" diatas kertas sesuai dengan isi hati dan irama perasaan yang sedang anda rasakan. Anda tidak percaya? Saya sering melakukannya. Bahkan mungkin, berawal dari situlah akhirnya tercipta kisah saya, pena, dan kertas yang menjadi satu bagaikan ikatan persahabatan.
Tumpahkan saja apa yang anda rasakan diatas kertas-kertas tersebut, tulislah apa yang anda pikirkan, apa yang anda rasakan, dan apa yang ingin kalian ungkapkan. Jangan lupa untuk gunakan hati dan perasaan anda ketika anda menulis. Karena percayalah, setiap tulisan yang bersumber dari hati dan ditulis dengan perasaan yang dalam, akan sampai makna nya ke orang yang membacanya.
Bila anda sudah melakukan itu, namun rasa galau masi belum sirna juga, atau dalam istilah anak muda saat ini anda masih susah move on, anda tinggal mempublikasikan tulisan anda dalam blog pribadi anda, atau catatan online anda di sosial media. Tapi saran saya jika anda ingin lebih bisa merasa lega, kumpulkan lah tulisan-tulisan anda, lalu simpan dalam satu kotak khusus. Setelah terkumpul, berikanlah pada orang yang membuat anda galau. Niscaya, ketika orang itu membaca tulisan anda, dia akan merasakan apa yang anda rasakan. Dan ketika kotak berisi tulisan perasaan-perasaan anda itu diberikan, maka secara tidak langsung perasaan galau yang anda rasakan juga akan hilang dan pergi, seperti tiap tulisan yang pergi dari anda.
Jadi, mulailah dari sekarang untuk bersahabat dengan pena dan kertas. Janganlah terlalu sering menyimpan sendiri apa yang anda rasakan.
Langganan:
Postingan (Atom)