Kamis, 30 Mei 2013

KETIKA KITA HARUS MEMILIH

Pernahkah kamu bermimpi mengenai suatu hal, lalu mimpi itu menjadi kenyataan??Bukan mimpi mengenai impianmu yang jadi kenyataan. Tapi mimpi mengenai diri kamu yang harus mengambil keputusan soal urusan hati. Mungkin ada beberapa orang yang pernah mengalami/sedang mengalami hal itu. Ada orang yang cepat dalam mengambil keputusan, tapi ada pula yang masih gamang untuk menentukan pilihan. Kali ini, saya akan share sedikit cerita yang mungkin bisa menjadi inspirasi yang membaca dalam mengambil suatu keputusan yang terbaik.

Ini pengalaman yang saya alami sendiri.
Suatu ketika,saya merasa jatuh hati pada seorang pria. Kami cukup dekat, komunikasi pun bisa terbilang lancar. Singkat cerita, saya suka kepadanya...namun, sepertinya dia belum tahu soal perasaan saya. Atau kalau pun dia tau,rasanya dia hanya baru menangkap sedikit "sinyal-sinyal" dari saya.
Suatu malam, saya bermimpi sesuatu hal yang bahkan tak pernah terpikir ketika di alam sadar saya. Di dalam mimpi saya, saya bertemu dengan teman saya...dan tentu saja,pria yang saya sukai. Di awal mimpi itu berjalan biasa, kisahnya normal. Namun, tiba-tiba kawan saya menghampiri saya dan dia berkata :
                 "Saya suka sama pria yang kamu sukai itu"

Sontak saya terkejut mendengarnya. Rasanya, semua perkataan yang keluar dari mulutnya seolah-olah berputar di dalam pikiran saya. Bagaimana mungkin kami bisa menyukai pria yang sama? Bagaimana mungkin dia bisa memendam rasa,padahal dia tahu saya menyukai pria itu?Apa yang harus saya lakukan?. Hanya itulah pertanyaan yang berkecamuk di pikiran saya yang masih di alam bawah sadar.

Ketika terbangun, hal pertama yang saya pikirkan adalah mungkinkah mimpi itu sebuah pertanda. Dan ternyata,memang mimpi itu menjadi kenyataan. Teman saya menyukai pria yang sama seperti yang saya sukai. Apa yang harus saya lakukan? Mengalah demi teman, atau mempertahankan demi keegoisan perasaan saya?.

Butuh waktu dan kepala dingin untuk mengambil keputusan itu. Dan akhirnya, saya pun mengambil keputusan yang mungkin bagi sebagian orang dianggap bodoh. Saya memutuskan untuk melepaskan pria yang saya suka,dan membiarkan teman saya berusaha untuk mendekati bahkan mendapatkan hati si pria tersebut. Mungkin bagi beberapa orang keputusan yang saya ambil itu bodoh, menunjukkan bahwa saya tidak memperjuangkan perasaan saya. Tapi bagi saya, keputusan yang saya ambil itu benar. Karena, lebih baik memilih pertemanan dibanding memilih rasa cinta yang bisa merusak pertemanan. Saya rasa, dengan membiarkan orang lain bahagia,maka kebahagiaan pun akan datang pada kita. Ketika saya melihat mereka bahagia, maka saya pun akan merasa bahagia...dan alam semesta akan mendukung agar kebahagiaan bisa kita rasakan pula.

Intinya, terkadang ada cinta yang bisa diungkapkan, namun ada juga cinta yang hanya untuk disimpan dan dipendam sendiri. Ada pula cinta yang harus terbalaskan, namun ada juga cinta yang tidak menuntut balasan. Mengalah bukan berarti kita kalah, tetapi mempersilakan kebahagiaan yang lebih besar menghampiri kita dikemudian hari.

Dan percayalah akan istilah keseimbangan, bahwa hidup itu pasti seimbang. Ada baik, ada buruk...ada benar, ada salah. Ada airmata, pasti ada tawa. Jika sekarang kita mengeluarkan airmata, niscaya dilain waktu Tuhan akan mengganti setiap tetes airmata yang keluar, dengan seberkas kebahagiaan.


Semoga bisa menjadi referensi ketika yang membaca sedang mengalami hal yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar